Rabu, 09 Februari 2011

Ibu Pertiwi Menangis

Asswrwb. Selamat pagi bilikku.... pagi ini rasanya saya ingin sedikit menulis tentang 'keadilan'. Coba baca di curhatan tulus seorang anak. Setelah membacanya hati saya tergetar, itulah tulisan tulus ungkapan hati yang sedang hancur karena kasus yang menimpa ibundanya. Alhamdulillah selama ini saya tidak pernah bersentuhan dengan hukum di negara ini. Tetapi dari share relasi yang pernah mengalami nasib 'tidak beruntung', memang benar, hukum di negara kita Indonesia sudah demikian adanya. Relasi saya ini share bahwa di dalam prodeo, dia bertemu dengan orang-orang jelata yang kesalahannya mungkin tidak seperti para tikus yang duduk di kursi mewah, para tikus berdasi yang dengan serakahnya melahap uang rakyat!!. Tetapi hukum tidak bisa menjerat mereka!!. Kenapa?? hukum bisa dibeli?? entahlah..... Kalau mau menulis tentang KKN(korupsi, kolusi dan nepostisme) di negeri ini kapan akan happy ending??... Karena hal tsb sudah membudaya, bukan hanya para tikus berdasi, bahkan para pegawai biasapun dalam praktek ekonomi real di lapangan hal ini sudah sangat jamak. Ada proyek kecil saja, yang minta bagian/nodong orang banyak.., mau nyuplai barang dikit aja yang minta bagian gak tanggung-tanggung. Inilah potret real negeri kita.., Siapa yang bekerja keras menggunakan otaknya, fisiknya... yang lain gak ikut apa-apa tapi minta bagian...ckckck, mulai dari bawah sampai atas...sama saja..... Hukum?? entahlah.... saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan negara kita selama pilarnya(hukum) tidak direnovasi, hancurkah negara kita 10 tahun ke depan?? entahlah...... sebagai rakyat biasa saya hanya bisa memperbaiki diri sendiri, anak-anak saya supaya mempunyai landasan pribadi kuat, yang InsyaAllah tidak terjerumus pada hal negatif(KKN) saat mereka dewasa nanti....Amin.

kulihat ibu pertiwi...
sedang bersusah hati....
air matanya berlinang....

Ya, ibu pertiwi sedang menangis meratapi nasib pilar negara ini(hukum) yang sudah tidak bisa diberi kepercayaan lagi dari rakyatnya sendiri.....

14 komentar:

  1. Wa'alaikum salam Sista,
    tak pernah berhenti mengalir air mata bunda pertiwi menyaksikan polah tingkah anak negeri yang sudah banyak diluar nalar, di luar kendali. Masing-masing dengan mulut lebarnya siap melahap apa saja dan siapa saja. saling terkam menerkam.
    Sodara dimakan, anak di makan, pajak di makan, iuran, gaji orang kecil, proyek, tanah, besi, aspal, batu, air semua dimakan. SAya heran sekali mulai dari tingkat terkecil kondisi ini terjadi. mau ngurus hal kecil akan makin lancar kalo ada pelicin.
    lha mau gimana, lha wong setiap orang sekarang pingin nyetir Toyota milik sendiri, pingin punya vila pingin punya istri 2 trus darimana sumberdayanya.
    Semoga Alloh menjauhkan kita dari hal-hal yang berurusan dengan hukum dan kita tetap istiqomah berada dijalur kebenaran .
    Wah kedawan komentarnya ... pamit dulu salam buat keluarga

    BalasHapus
  2. Asswrwb....Kang Sis, memang di lapangan spt itu kondisinya Kang, ada proyek kecila saja yg minta bagian sdh banyak, padahal gak ikutan kerja..ckckck. Apa yg akan terjadi dg negara kita nanti?? orang pintar pada lari keluar negeri karena di negara sendiri tidak dihargai, dan tdk ada kepastiaan hukum di sini. Oalaahhh dunyo...cumak sementara kok podo ora duwe wedi tho....huhu..salam kembali u keluarga tercita Kang..matur nuwun sdh mampir..

    BalasHapus
  3. betul sekali mbak Tiwi, memang sangat ironis sekali melihat kenyataan yang ada bahwa jabatan yg disandang ternyata banyak dipergunakan untuk hal2 yang tidak terpuji, dan yg sangat menyedihkan ketika mereka berteriak2 seolah telah berbuat sesuai dengan aturan, btw kehidupan must go on dan saya setuju bahwa kita palin tidak ikut memberikan landasan yg kuat kepada putra/i kita, salam

    BalasHapus
  4. Aku juga udah baca mbak...sedih banget baca tulisannya :(

    BalasHapus
  5. To Pak Johnson: yah itulah itulah potret real nagara kita Indonesia, hukum sepertinya dibuat mainan, kita rakyat biasasudah tidak bisa memberi kepercayaan penuh lagi pada hukum...tapi kita bisa apa?? cuma bisa berjuang untk keluarga agr kelak tdk terjerumus....tnx sdh mampir Pak..
    to Ibunya Chusaeri: iya aku baca lagsg tergetar...hiks...kasian bgt ya..., tnx dah mampir....

    BalasHapus
  6. kunjungan balasan.
    selamat malam sobat.

    Ya begitulah keadaan ibu pertiwi kita saat ini.
    Pas dengan namamu ini koyoke gan.hehe...
    Ibu pertiwi Indonesia kondisinya tak karuan.
    Masih teringat di otakku sampai saat ini kalau presiden terpilih akan memberikan ini dan itu dan yang paling membekas di hati adalah dengan banyaknya lowongan pekerjaan...
    Blegedes amoh...gombal..endi nyatane ra onok blas ngono.

    Oleh karena itu menurutku rakyat merasa sudah ditipu.
    Tipuan maut iki.
    Akankah begitu seorang pemimpin yang mempunyai agama sama dengan kita ya.
    Padahal kalau dipikir bahwa seorang pemimpin arus memikirkan orang yang dipimpinnya.
    Tapi nyatanya samapi saat ini yang aku dengar dari media massa maupun berita di internet kalau punggawa-punggawa kerajaan tanah air ini makin banyak kolusi dan korupsi tanpa bisa dielakkan lagi.

    Mengenai kolusi, halah aku sering melihat dengan mata kepala sendiri.
    Ya Alloh...
    mereka dengan terang-terangan main korupsi dan kolusi di depan mata kepalaku sendiri terutama di instansi pemerintah dan perusahaan swasta yang ternama.

    Aku mek iso ndungo tok ae nyuwun nyang Pengeran Ingkang Murbeng Dumadi supaya mereka disadarkan dari perbuatan itu.
    Kok kayaknya kolusi dan korupsi ini tidak bisa hilang dari bumi tanah air.

    Apakah ini menandakan kalau kiamat sudah makin mendekat, karena ciri pemimpin hampir pas dengan ayat al_quran yang pernah aku baca.

    kulihat ibu pertiwi...
    sedang bersusah hati....
    air matanya berlinang....
    Ini sangat menyentuh hati meskipun hanya 3 buah kalimat.
    Ibu pertiwi sampai menangis..

    Cukup dulu sobat yo
    trims

    BalasHapus
  7. Saya bukan ibu pertiwi, soalnya saya om-om.. hahaha... tapi saya turut berlinang air mata. Iya sih mbak, emang sekarang lagi banyak kisruh.. kadang walaupun udah nggak mau ikutan korupsi, tapi kalo lingkungannya "mewajibkan" korupsi juga bsa kejerumus.. gak usah jauh-jauh deh, tukang parkir yang gak kasih karcis ato nggak sesuai sama retribusi daerah (lebih mahal parkirnya).. itu kan juga masuk korup.

    entahlah, semoga kita terhindar dari hal yang sedemikian *nyanyi bimbo*

    sorry mbak baru mampir, jaringane lemooot

    BalasHapus
  8. Ibu pertiwi bukan lagi menagis sayang, tapi dia menjerit kesakitan, dikhianati oleh anak negerinya sendriri. Jika terus demikian Tuhan tak perlu lagi repot-repot menciptakan kiamat, karena manusianya sendiri telah saling membunuh untuk membuat 'kiamatnya' sendiri.

    BalasHapus
  9. to cak Tomo: betul... 3 kalimat yang menggugah nurani kita untuk meresapi lebih dalam makna keadilan dan kejujuran yg mulai langka di negeri ini...hehhe, tau aje sama nama ane..tnx dah mampir..
    to Yoga Gaphe: om-om juga boleh menangis kok, menangis prihatin dengan langkanya kedilan di negeri kita saat ini...hiks, tnx dah mampir...
    to Dodi: menangis kesakitan, karena makin hari keadilan makin sulit di negeri ini, kita sebagai rakyat biasa bisa apa???huhu...moga2 saja kita tdk termasuk golongan orang2 yg demikian ya sob..., tnx dah mampir...

    BalasHapus
  10. Assalamualaikum sista ku...

    yohaaaa.. ku kira tadi buk tiwi yg nangis, taunya salah ding,!!! hehehe

    eiitss.. aku serius nih nanggepinya:
    Hmmm... potret Indonesia ya sis, banyak yg tau salah tapi tetap dilakukan!! dan juga banyak yg tau bener tapi tetap ogah melakukannya.

    Klo istilah dalam otak besarku, ya masalah negeri kita ini adalah adanya RANTAI LINGKARAN SETAN yang mengatur negara, dan akhirnya dianggap budaya, dan tragisnya lagi.. ya dianggap biasa.

    Aku rehat dari program juga karena alasan itu, yg awalnya impian dan cita2 untuk keberpihakkan kepada warga miskin, ehh.. setelah menjadi programm nasional malah program jadi seperti kesetanan!! ga mikir lagi nasib wara miskin, ehh.. tadinya mau melakukan pemberdayaan eh,, jadinya memperdayai..

    hmmm... dari pda nangis tiap malam kayak ibu pertiwi, mending aku rehat dulu dan mengumpulkan tekad tuk melakukan sesuatu yg terbaik...(tp tetap ide dikepala banyak, actionnya blm, maklum,,, dari dulu terlatihnya jadi konseptor), wuhahahahha..

    Dah dulu aah, curhatnya... maklum, blog ku lagi musim kemarau.. blm ada posting... wkwkwkwk...

    niru kata TB (sinetron islam ktp), klo dah nulis komen,,, langsung kaburrrrr!!!! :D

    BalasHapus
  11. to sis Ami: Walaikum salam say....hik hik hik..hbs nulis komen lgsg kabur yee...wkwkkw, yah itulah mata rantai kusut! kapan ya keadilan dan lejujuran bisa berdiri tegak di negara kita??huhu...sampa kapan spt ini????auk ah gelap... mending kita makan dulu nyok...fusing.....

    BalasHapus
  12. balik lagi... hehehe, abis diajak makan sih,, wuhahahaha..

    aku ke sini mau ngucapin trims ya sis, aku akhirnya dapat ide posting, cerita tentang indonesia,,,, tuh, jadi deh posting "air mata Nek Ifah", hahahaha

    BalasHapus
  13. menyimak berita tersebut dan beberapa tayangan di media teLevisi, memang demikian adanya. seoLah keberpihakan keadiLan hanya dimiLiki orang-orang berduit, itu pertanda bahwa tim advokasi Ibu bersangkutan kurang memiLiki kekuatan dari segi finansiaL. mengingat justru boss besarnya mendapatkan hukuman yang Lebih ringan. hanya dapat turut prihatin dan berdoa, semoga permasaLahan sejenis ini dapat diLuruskan berdasarkan kaca mata keadiLan yang sebanar-benarnya, Lebih memihak kepada kaum Lemah.

    BalasHapus
  14. om rame: yah begitulah sobat, semestinya negara kita mengadakan istighosah akbar, spy para penjahat rakyat sadar dan sgr tobat....

    BalasHapus